Minggu, 02 Maret 2014

Minimnya Tayangan Televisi Yang Mendidik Bagi Anak

Minggu, Maret 02, 2014 By Unknown No comments



Oleh: Ningtias Wulandari
            Pada dewasa ini kebutuhan masyarakat akan tekhnologi untuk memperoleh informasi semakin pesat, salah satu dari tekhnologi tersebut adalah televisi. Melalui tayangan-tayangan televisi masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi baik dari dalam maupun dari luar negeri, selain itu melalui tayangan televisi pula masyarakat mendapatkan hiburan melalui tayangan yang berupa konser musik, acara-acara yang memotivasi, film ataupun sinetron dan masih banyak lagi tayangan-tayangan hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalu itelevisi.
            Melihat peran dari tayangan televisi yang begitu besar, maka tidak berlebihan ketika tayangan televisi dikatakan sebagai salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak-anak terutama bagi remaja yang tingkat emosinya masih terbilang labil.Namun pada kenyataannya jika dilihat dari apa yang terjadi, tayangan-tayangan televisi di Indonesia masih sangat jauh  dari fungsinya sebagai salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak terlebih bagi pendidikan moral anak. Pada akhir-akhir ini beberapa tayangan televisi banyak mengangkat tentang kehidupan remaja seperti gaya hidup anak sekolah, gaya berpacaran anak remaja, pernikahan di bawah umur, film horor bertemakan remaja dan masih banyak jenis tayangan lainnya.
            Dari beberapa jenis tayangan tersebut yang sangat mencengangkan adalah dalam tayangan-tayangan tersebut terdapat unsur pornografi yang secara sengaja diselipkan oleh pihak yang berwenang di dalamnya untuk menaikan rating dari tayangan tersebut, yang seharusnya melalui tayangan televisi anak dapat memperoleh pendidikan tambahan malah berbanding terbalik dengan kenyataan karena anak-anak akan dipertontonkan dengan tayangan yang tidak sepantasnya menjadi konsumsi anak. Hal demikian juga diperkuat dengan jam penayangan yang tidak memperhatikan waktu belajar anak sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar anak yang telah terlanjur menikmati tayangan-tayangan tersebut.
Prosentase menunjukan bahwa hanya terdapat sekitar 30% saja tayangan televisi yang berperan sebagai pendidikan tambahan bagi anak. Dari 30% tersebut tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh anak karena waktu penayangannya bertepatan dengan waktu anak-anak belajar ataupun pada waktu anak istirahat, salah satu contoh tayangan acara “Dunia Binatang” di Trans7 yang ditayangkan pada saat waktu tidur siang anak. Selebihnya dari 30% tersebut tayangan televisi banyak memberi pengaruh negative bagi perkembangan moral anak.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa tayangan televisi yang seharusnya dapat menjadi salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak tidak berperan semestinya. Dalam hal ini semua pihak ikut bertanggung jawab mulai dari pemerintah yang memegang kendali penayangan melalui pihak sensor terlebih peran orang tua dalam mengarahkan tayangan yang mendidik bagi anak. Hal tersebut juga berperan dalam menentukan karakter anak bangsa yang kian tidak terarah, sehingga pemerintahpun tidak harus merubah kurikulum disetiap periodehanya untuk mencari solusi dalam memperbaiki karakter anak bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar