Kamis, 04 Desember 2014

Pengenalan Jurusan : Tak Kenal Maka Kenalan

Pada tanggal 10 September 2014, HMJ Bahtera menjalankan agenda pertama yaitu pengenalan jurusan. Pengenalan jurusan ini dikhususkan kepada mahasiswa baru tahun ajaran 2014 yang berlangsung di Laboratorium Drama. Pengenalan jurusan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar dosen dengan mahasiswa, selain itu juga memperkenalkan kepada para mahasiswa baru bagaimana dunia bahasa dan sasta yang sesungguhnya. Pengenalan jurusan ini diisi oleh serangkaian acara yang sudah ditata baik oleh sie.acara.

Pada pembukaan pengenalan jurusan, Bahtera menyuguhkan penampilan musikalisasi puisi yang diperankan oleh beberapa teman mahasiswa semester lima. Setelah penampilan musikalisasi puisi, dilanjut dengan sambutan ketua jurusan Dra. Tuti Kusniarti, M.Pd, M.Si. Kemudian ketua jurusan memperkenalkan satu persatu dosen yang mengampu mata kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk menambah semaraknya acara pengenalan jurusan, maka Bahtera menyuguhkan penampilan Akustik dari perwakilan anggota HMJ Bahtera. Mahasiswa yang datang sangat menikmati penampilan Akustik bahkan mahasiswa serentak ikut bernyanyi. Semoga seusai acara pengenalan jurusan ini hubungan antar mahasiswa satu jurusan semakin erat bahkan semua lapisan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mampu bersaing dengan jurusan lain khususnya dalam hal prestasi baik akademik maupun non-akademik. Bahtera : Cakrawala Budaya Bangsa.

Wajah Baru Bahtera

Bahtera : Layaknya kapal yang berlayar menuju labuhan, kapal yang tak setiap saat menemui ombak tenang, tapi disetiap perjalanan selalu menemukan panorama yang indah.
Begitulah kehidupan Bahtera, tidak selalu mujur. Banyak goncangan yang menghantam Bahtera namun goncangan itu menjadikan sosok Bahtera yang semakin tangguh, bahkan disetiap keadaan tersulit sekalipun Bahtera masih bisa merasakan bahagia dan berbagi satu lukis senyum. Kini Bahtera mempunyai wajah-wajah baru generasi muda semangat bangsa dengan hadirnya anggota-anggota angkatan 2014. Semoga dengan lahirnya generasi baru Bahtera, kehidupan Bahtera lebih baik dari sebelumnya, dan Bahtera akan terus berkarya bagi Indonesia tercinta khususnya dalam mengembangkan pendidikan dan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahtera: Cakrawala Budaya Bangsa!


Kepengurusan HMJ Bahtera Periode 2014

Ketua Umum : Syahrir Mustafa
Wakil Ketua Umum : Irfan Arif
Sekertaris Umum : Mey Lisawatul M.
Bendahara Umum I : Siska Aprilyana
Bendahara Umum II : Yuliana

Ketua Bidang Penalaran : Ega Izza'ul Khoiroh
Sekretaris Bidang Penalaran : Sri Nuryanti
Anggota Bidang Penalaran : 
  • Muhammad Bahrurozak
  • Dina Putri
Ketua Bidang Bahasa Sastra Budaya : Fathur Rozy
Sekertaris Bidang Bahasa Sastra Budaya : Nela Adela
Anggota Bidang Bahasa Sastra Budaya :
  • Mohammad Imam Hanafi
  • Fitri
  • Noni
Ketua Bidang Bakat Minat : Satrio Budi Santoso
Sekretaris Bidang Bakat Minat : Tri Ratna Wulandari
Anggota Bakat Minat :
  • Yudha Ridho Utomo
  • Amalda Alif Zabita
  • Vijreishe
  • Rifkika Hafifi
Ketua Bidang Publikasi dan Dokumentasi : Erryk Widya W.
Sekretaris Bidang Publikasi dan Dokumentasi : Isma Awali Ilmawati
Anggota Bidang Publikasi dan Dokumentasi :
  • Fakhrur Razy Andy Prasetya
  • Kiki
Ketua Bidang Kerohanian : Fajar Firdaus
Sekretaris Bidang Kerohanian : Ulum H. Syahara
Anggota Bidang Kerohanian : Novia Wulandari

Sabtu, 14 Juni 2014

KERJASAMA BILATERAL MENINGKATKAN ETOS KERJA HIMAPRODI



 
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (HMJ BAHTERA) Muhammad Rifa’ie (kiri), menerima penghargaan Parade Monolong Pekan Bahasa dan Sastra Indonesia 2014 dari M Wahidul Mashuri Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia (HMP BAHTRA INDONESIA) STKIP PGRI Jombang. Di sekretariat HMP BAHTRA (07/06/14).
Usai penutupan pekan bahasa dan sastra Indonesia 2014 yang berlangsung di Aula gedung B kampus PGRI Jombang, Sabtu malam, M Wahidatul Mashuri memberikan penghargaan terhadap ketua HMJ BAHTERA UMM Muhammad Rifaie. Pada malam penutupan pekan bahasa tersebut HMJ BAHTERA menampilkan monolog karya Putu Wijaya yang berjudul kemerdekaan.
Monolog yang langsung disutradarai Muhammad Rifa’ie itu menuai sukses, penonton tak henti-hentinya berdecak kagum menyaksikan M Syahrir Mustafa sebagai lakon kakek tampil dengan sempurna di atas panggung.
Adakala penonton dibuat tertawa dengan improvisasi aktor sosok kakek yang terjatuh berkali-kali dari kursi karena tak sanggup meraih sangkar burung , namun terkadang aktor pun membawa penonton dalam suasana haru dan menyedihkan, yaitu ketika sang kakek menyesal karena telah membunuh burung perkututnya yang setia. Dan sejenak penontot dibawa dalam suasana mencekam ketika burung perkutut terjepit ketakutan di balik siluet.
"Saya sudah beberapa kali menonton monolog kemerdekaan karya Putu Wijaya, namun baru malam ini saya lihat pertujukan naskahnya yang bagus ," kata Adi Pratama selaku penonton malam parade monolog.
Di balik kesuksesan pementasan, ternyata persiapan pementasan tidak dilakukan sangat matang ucap Syahrir Mustafa karena terkendala di bagian aktor, aktor yang terpilih sebelumnya adalah Rudy Hartono, namun karena Saudara Rudy sedang ada kendala, maka sutradara menunjuk Syahrir sebagai pemeran kakek.
Selain masalah aktor, juga mendapat kendala kekurangan personel, untuk mengisi ilustrasi dan musik. Sehingga musik dan ilustrasi hanya menggunakan sruling, gitar, dan gendang ucap Fuad Hamdani selaku koordinator bagian ilustarsi pada pementasan malam itu.
Pementasan di luar kampus ini adalah pengalaman perdana bagi HMJ BAHTERA UMM, diharapkan periode selanjutnya HMJ BAHTERA lebih meningkatkan kerjasama bilateral dengan institusi-istitusi ekstra kampus yang fungsinya memperbanyak hubungan kerjasama dalam hal apa pun, khususnya kerjasama dalam hal program kerja.
Selain berfungsi menambah wawasan itu pun akan berdampak positif bagi HMJ masing-masing, karena dengan begitu masing-masing HMJ bisa dapat mengambil suatu pelajaran terkait kultur masing-masing HMJ, maupun informasi terkait isu-isu kebahasaan dan kesusastraan regional maupun Nasional.
M Wahidul Mashuri mengatakan kerjasama lintas HMJ selayaknya terus berlangsung dan dijaga dengan harmonis, agar ikatan persaudaraan semakin erat dalam mengemban amanah sebagai HMJ yang sama-sama memiliki latar belakang Bahasa dan Sastra Indonesia.
Harapannya Himpunan Mahasaiswa Jurusan tidak selalu berdiam diri dalam kampus masing-masing, alangkah lebih baiknya jika tiap-tiap HMJ selalu aktif melakukan aliansi dengan HMJ yang lain, karena semakin besar pergerakan maka akan menghasilkan tujuan besar pula dalam hal pergerakan bahasa dan sastra Indonesia dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia.

Minggu, 02 Maret 2014

Minimnya Tayangan Televisi Yang Mendidik Bagi Anak



Oleh: Ningtias Wulandari
            Pada dewasa ini kebutuhan masyarakat akan tekhnologi untuk memperoleh informasi semakin pesat, salah satu dari tekhnologi tersebut adalah televisi. Melalui tayangan-tayangan televisi masyarakat dapat mengetahui berbagai informasi baik dari dalam maupun dari luar negeri, selain itu melalui tayangan televisi pula masyarakat mendapatkan hiburan melalui tayangan yang berupa konser musik, acara-acara yang memotivasi, film ataupun sinetron dan masih banyak lagi tayangan-tayangan hiburan yang dapat dinikmati oleh masyarakat melalu itelevisi.
            Melihat peran dari tayangan televisi yang begitu besar, maka tidak berlebihan ketika tayangan televisi dikatakan sebagai salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak-anak terutama bagi remaja yang tingkat emosinya masih terbilang labil.Namun pada kenyataannya jika dilihat dari apa yang terjadi, tayangan-tayangan televisi di Indonesia masih sangat jauh  dari fungsinya sebagai salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak terlebih bagi pendidikan moral anak. Pada akhir-akhir ini beberapa tayangan televisi banyak mengangkat tentang kehidupan remaja seperti gaya hidup anak sekolah, gaya berpacaran anak remaja, pernikahan di bawah umur, film horor bertemakan remaja dan masih banyak jenis tayangan lainnya.
            Dari beberapa jenis tayangan tersebut yang sangat mencengangkan adalah dalam tayangan-tayangan tersebut terdapat unsur pornografi yang secara sengaja diselipkan oleh pihak yang berwenang di dalamnya untuk menaikan rating dari tayangan tersebut, yang seharusnya melalui tayangan televisi anak dapat memperoleh pendidikan tambahan malah berbanding terbalik dengan kenyataan karena anak-anak akan dipertontonkan dengan tayangan yang tidak sepantasnya menjadi konsumsi anak. Hal demikian juga diperkuat dengan jam penayangan yang tidak memperhatikan waktu belajar anak sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar anak yang telah terlanjur menikmati tayangan-tayangan tersebut.
Prosentase menunjukan bahwa hanya terdapat sekitar 30% saja tayangan televisi yang berperan sebagai pendidikan tambahan bagi anak. Dari 30% tersebut tidak sepenuhnya dapat dinikmati oleh anak karena waktu penayangannya bertepatan dengan waktu anak-anak belajar ataupun pada waktu anak istirahat, salah satu contoh tayangan acara “Dunia Binatang” di Trans7 yang ditayangkan pada saat waktu tidur siang anak. Selebihnya dari 30% tersebut tayangan televisi banyak memberi pengaruh negative bagi perkembangan moral anak.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa tayangan televisi yang seharusnya dapat menjadi salah satu sumber pendidikan tambahan bagi anak tidak berperan semestinya. Dalam hal ini semua pihak ikut bertanggung jawab mulai dari pemerintah yang memegang kendali penayangan melalui pihak sensor terlebih peran orang tua dalam mengarahkan tayangan yang mendidik bagi anak. Hal tersebut juga berperan dalam menentukan karakter anak bangsa yang kian tidak terarah, sehingga pemerintahpun tidak harus merubah kurikulum disetiap periodehanya untuk mencari solusi dalam memperbaiki karakter anak bangsa.